proses penyambungan kabel fiber optic
Proses penyambungan kabel FO
Terdapat 3 metode yang menjadi pilihan dalam melakukan penyambungan kabel serat optik, yaitu:
1. Metode Fusion Splice
Metode ini merupakan metode penyambungan dengan cara Fusi (peleburan) sesuai titik lebur serat optik. Penyambungan ini biasanya dilakukan pada jaringan akses, metro dan long distance.
Adapun proses penyambungan dengan metoda ini diperlukan beberapa tahapan proses antara lain:
A. Proses persiapan yang meliputi pengupasan coating dan cladding, keduanya adalah lapisan pelindung inti fiber.
B. Pengupasan gunakan spesial alat kupas serat optik (fiber stipper tool)
C. Pembersihan fiber optik dengan mengunakan tisue yang dibasahi alkohol 90%.
D. Pemotongan inti fiber dengan menggunakan alat fiber cleaver atau yang sejenis.
E. Penyambungan yang meliputi alignment, position dan fusion kemudian menampilkan posisi titik sambung serta nilai loss fiber.
F. Pemasangan fiber heat shrink sleeve untuk melindungi sambungan fiber agar tidak mudah patah.
Dengan menggunakan metode ini dibutuhkan sumber daya yang sudah berkompeten di bidangnya, serta memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.
2. Metode Mechanical Splice
Metode Mechanical Splice adalah metode penyambungan dengan cara mekanik. Untuk melakukan penyambungan dengan sistem mekanik ini, diperlukan mechanical splice assembly serta perangkat tool kit set, penyambungan dengan metoda ini tidak diperlukan catuan listrik. Persiapan penyambungan dilakukan seperti pada point 1 butir a sampai dengan c kemudian proses penyambungan dilakukan dengan menempatkan kedua ujung fiber optik pada V grove dari mechanical splice.
Langkah berikutnya, dilakukan pengaturan agar kedua ujung fiber optik bertemu pada medium mechanical splice. Kemudian handle pada mechanical splice didorong ke bawah sehingga dapat menekan cap dari mechanical splice. Sambungan dengan sistem mechanical splice ini relatif mudah dan tidak memerlukan catuan listrik seperti yang ada pada fusion splicer, namun hasil ukur dari sambungan ini berkisar pada 0.2 dB.
3. Metode Connector Splice
Metode ini adalah metode penyambungan fiber optik dengan menggunakan konektor, adapun sistem ini mempercepat sistem penyambungan. Sistem penyambungan dengan konektor hanya memerlukan material konektor saja sebagai titik sambung namun untuk semua persiapan sama dengan fusion splice dan mechanical splice.
Konektor fiber optik terdiri dari dua jenis, konektor model ST yang berbentuk lingkaran dan konektor SC yang berbentuk persegi. Penggunaan ini harus disesuaikan dengan jenis perangkat yang digunakan karena mereka mungkin berbeda. Sistem splice fast connector ini dapat dilepas ataupun dipasang kembali sehingga lebih fleksibel tanpa memerlukan material tambahan. Sedangkan nilai redaman yang terjadi pada sistem ini berkisar 0.15dB.
Akan tetapi dengan sistem ini mempunyai kerugian lain yaitu pantulan (reflection) pada guide pin connector yang diakibatkan perpindahan medium antara kedua guide pin connector yang disambungkan. Sedangkan besaran loss akibat refleksi tersebut tergantung pada struktur guide pin connector dan proses penyambungannya.
Dari ketiga sistem penyambunagn fiber optik tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu :
A. Rugi daya sinyal pada saat penyambungan disebabkan oleh cara penyambungan itu sendiri.
B. Sistem penyambungan dapat tentukan dengan mempertimbangkan kualitas sambungan.
C. Hasil penyambungan dengan menggunakan sistem fusion splice akan lebih baik. dari kedua sistem penyambungan yang lain.
D. Penyambungan dengan sistem mechanical dan connector nilai redaman tidak bisa diketahui langsung.
Akhirnya bahwa setiap pelaku instalasi kabel fiber optik dirasa sangat perlu mempertimbangkan dan memilih metode yang paling tepat dan cepat di dalam pelaksanaannya.
VIDIO PRAKTEK PENYAMBUNGAN KABEL (FO)
Link dari youtube: https://youtu.be/n2_jHYuZTV4
Link Vidio di FO :https://youtu.be/d5KJXC_ZyaE
1. Pigtail Fiber Optic
Pigtail fiber optic merupakan sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor. Biasanya kabel pigtail di install di OTB (Optical Distribution Box) dan disambung / splicing dengan tarikan kabel Optic yang glondongan (Loose tube cable / Tight buffered cable).
2. Optical Termination Box (OTB)
Optical Termination Box, berfungsi sebagai pendistribusian fiber seperti FDF yang menampung maksimum 72 core. Optical Terminal Box juga digunakan untuk menghubungkan kabel serat optik indoor maupun outdoor dan patchcord. OTB dapat dipasang di dinding maupun tiang.
3. Joint Closure Optic
Joint Closure merupakan sebuah box atau tempat untuk menaruh hasil sambungan dari fiber optic. Sebagai contoh : Jika ada kebel fiber optic putus karena terpotong atau terbakar maka kabel tersebut di sambung/splicing dan hasil splicingan di taruh di Closure.
Untuk Kapasitas Closure ber variasi mulai dari closure 6 core, Closure 12core, closure 24core,Closure 48core hingga closure 256core.
4. Kunci Set
Untuk mengencangkan ataupun mengendurkan baut serta mur yang terdapat dalam berbagai komponen mobil. Namun, sebelum bisa dipakai, kunci shock harus digabungkan dulu dengan ratchet T-sliding bar atau kunci momen. Tanpa alat tambahan ini, maka kunci shock tidak bisa bekerja maksimal.
5. Fast Connetor
SC / UPC Singlemode Fast Connector dirancang untuk memudahkan koneksi tanpa mesin penyambungan fusion. Konektor ini adalah perakitan cepat yang hanya membutuhkan alat persiapan serat normal: alat pengupasan kabel dan serat golok.
6. Roset Tanam Fiber Optic
Roset Fiber adalah sebuah kotak yang menjadi tempat penghubung antara kabel indoor optik dengan kabel optic arah CPE dalam bentuk ONT/ ONU ( Optical network terminal ) .
7. Optical Fiber Identifier
Alat yang satu ini memiliki fungsi untuk mengetahui arah signal dengan penunjuk arah dan besar daya yang di laluinya.
8. Visual Fault Locator
Alat ini sering disebut juga Laser fiber optic atau senter fiber optic. Fungsinya untuk melakukan pengetesan pada core fiber optic. Laser akan mengikuti serat Optik pada Kabel Fiber Optik dari POP Sampai Ke User (end to end) , bila core tidak bermasalah laser akan sampai pada titik tujuan.
9. Splitter Optic
Splitter merupakan komponen yang bersifat pasif dan dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optic sama rata
Berikut ini adalah jenis-jenis splitter :
- 1 : 2 (tanpa back up)
- 1 : 4 (tanpa back up)
- 1 : 8 (tanpa back up)
- 1 : 16 (tanpa back up)
- 1 : 32 (tanpa back up)
- 2 : 2 (dengan back up)
- 2 : 4 (dengan back up)
- 2 : 8 (dengan back up)
- 2 : 16 (dengan back up)
- 2 : 32 (dengan back up)
10. Light Source
Komentar
Posting Komentar